Cintai Indonesia Cintai Generasi Bangsa
Indonesia
yang semakin tua ini harus banyak berbenah. Dewasa ini banyak sekali kasus –
kasus yang memanaskan telinga kita. Seperti halnya kenakalan remaja yang akhir
– akhir ini semakin marak terjadi. Contohnya tawuran, di tengah – tengah
kemajuan zaman seperti sekarang ini, tawuran masih saja menjadi suatu tradisi
di hampir setiap sekolah di Indonesia, khususnya Yogyakarta. Tawuran – tawuran
yang terjadi, seringkali dipicu karena adanya geng – geng sekolah. Tidak hanya
tawuran, ada banyak sekali bentuk- bentuk kenakalan remaja. Diantaranya:
1.
Membolos
2. Berbohong
dalam segala hal
3. Kabur
dari rumah, keluyuran, dan merusak diri dengan rokok, narkoba, dan miras
4. Bersenjata
tajam
5. Pergaulan
buruk
6. Berpesta
pora / hura – hura
7. Mengkompas
8.
Melacurkan diri
Masyarakat menganggap remaja –
remaja yang menyimpang itu memberikan pengaruh buruk bagi diri mereka. “Anak –
anak menyimpang kayak gitu, suka seenaknya sendiri, kasar. Kalau teman yang
baik – baik aja banyak, kenapa harus berteman sama anak – anak yang kayak
gitu?” kata salah seorang remaja SMA di Yogyakarta.
Tapi
tidak adil jika kita hanya melihat dari satu sisi saja. Mari kita lihat juga
dari sisi remaja – remaja yang dikatakan “menyimpang”. Mereka memiliki pandangan lain
tentang kehidupan dan orang – orang yang ada di sekitarnya. “Aku nggak peduli sama orang yang
nggak suka sama aku, asal mereka nggak cari masalah aja. Ini hidupku, terserah
aku mau jadi kayak gimana. Aku lebih suka temenan sama orang yang lebih bisa
ngerti keadaan ku, ngerti apa kemauan ku, yang bisa nerima aku apa adanya, yang
enak diajak nongkrong, ya pokoknya yang bisa saling ngerti lah, hahaha.” Demikian kata
salah seorang remaja SMA yang tergolong menyimpang. Faktanya kebanyakan dari
mereka adalah perokok, tak jarang pula yang pernah menjajal minuman keras dan
narkoba. Menurut barang – barang itu
dapat mengurangi beban pikiran mereka. Karena remaja seperti mereka inilah
remaja yang memiliki banyak masalah
dengan kehidupan. Masalah yang mereka hadapi, biasanya bukanlah masalah yang
sepele. Masalah itu pun dapat mengguncang jiwa mereka.
Apa artinya jika kita hanya mengulas
tentang masalah - masalah yang timbul akibat kenakalan remaja. Kita harus belajar
menyelesaikan masalah tersebut. Kita harus bisa menyikapi kelakuan para remaja
menyimpang tersebut. Menurut saya, kita tidak boleh memandang seseorang dari
luarnya saja. Kita juga perlu mengenali dalam dirinya. Tak adil jika kita memberikan cap
kepada seseorang sebagai remaja yang menyimpang, lalu kita mengucilkan, dan tidak mau
berteman dengannya. Justru sebaliknya, kita harus mengubah pola pikir kita. Kita
harus bisa merangkul mereka dan
mengajak mereka kembali ke jalan yang benar. Mari kita mulai dari awal.
a)
Awalnya
kita harus mengerti apa penyebab mereka
bisa menjadi seperti ini. Kita
harus bisa menyesuaikan diri dengan mereka, agar mereka juga bisa menerima
kita. Nah, langkah ini tidak akan bisa terlaksana ketika kita belum bisa
mengubah pola pikir kita, dan kita tetap berfikir bahwa orang yang ada di depan
kita ini adalah anak yang menyimpang. Pada tahap ini kita bisa mulai dengan
sering menceritakan kegiatan – kegiatan positif dan menyenangkan yang sering
kita lakukan diluar.
b) Jadilah
teman yang pengertian, dan perhatian. Mereka adalah anak yang kurang perhatian.
Turuti saja dulu apa yang dia inginkan, jangan sering melarang – larang. Karena
mereka akan merasa diatur – atur, padahal mereka adalah tipe orang yang tidak
suka diatur.
c) Setelah
mereka merasa nyaman berteman dengan kita, barulah kita bisa mengajak mereka
melakukan hal – hal yang positif yang biasa kita lakukan. Kita tidak boleh
menggunakan nada menyuruh, tetapi lebih pada mengajak, atau menawarkan. Lakukan
ajakan – ajakan itu secara terus menerus, lama – kelamaan mereka pasti akan
tertarik untuk mengikuti kegiatan – kegiatan positif yang kita lakukan.
d) Setelah
mereka mulai mencoba untuk mengikuti kita, kita ubah waktunya. Kita lakukan
kegiatan – kegiatan positif itu di waktu –waktu yang biasanya mereka isi dengan
kegiatan – kegiatan yang negatif dan tidak bermanfaat. Dengan begitu otomatis
kita telah mengajak mereka mengurangi kegiatan – kegiatan negatif dan tidak
bermanfaat yang sering mereka lakukan.
e) Tahap
terakhir, baru lah kita nasehati dia, agar dia benar – benar bisa berubah. Kita
juga boleh mengkritik sikap dan penampilan mereka.
f)
Jangan sekali – kali
memaksakan kehendak kita. Berikanlah saran – saran yang tidak menyinggung
perasaannya. Karena jika dia merasa sakit hati dengan kita, dia bisa saja
kembali lagi seperti dulu.
Begitulah
kiranya, yang dapat kita lakukan untuk merubah mereka, dan meluruskan jalan
mereka. Seperti yang kita ketahui, untuk menyadarkan seseorang tidak ada cara
yang instan, semuanya butuh proses. Memang mereka tidak akan bisa berubah 100
%. Sifatnya yang keras sangat sulit untuk dirubah. Tapi setidaknya mereka sudah bisa meninggalkan
kegiatan – kegiatan negatif dan tidak bermanfaat yang sering mereka lakukan
dulu. Masyarakat sekitar juga sangat berperan dalam usaha ini. Sayangnya di
Indonesia teori labeling masih sering di terapkan. Jika seorang anak di berikan
cap, dia akan sulit untuk merubah dirinya. “Aku pengen berubah, tapi kok
berubah sama nggak berubah sama aja. Tetep di cap jelek, tetep dibilang anak
nakal. Itu yang bikin males.” Ucap salah seorang pelajar SMA di Yogyakarta. Teori labeling ini sangat
berakibat buruk pada mental seorang anak. Mereka sudah susah payah berusaha
berubah menjadi yang lebih baik, tetapi masih saja masyarakat memandangnya
buruk.
Tapi
ingat, jangan sampai kita ikut terjerumus dalam dunia mereka! Kita harus kuat
jika ingin merubah mereka. Jangan sampai termakan omongan mereka!
Banyak
sekali keuntungan yang dapat kita peroleh jika kita mau mencoba melakukan hal
ini. Faktanya pengalaman hidup mereka lebih banyak dibandingkan kita yang biasa
– biasa saja. Karena mereka suka mencoba hal – hal baru, mereka jadi tahu.
Karena mereka mengalami banyak kesengsaraan dalam hidupnya, mereka jadi tahu.
Mereka lebih banyak tahu, tentang kerasnya
kehidupan. Mereka adalah tipe orang yang sangat solid. Mereka rela
berkorban untuk teman – temannya. Mereka tidak akan menyakiti kita jika kita
tidak menyakiti mereka. Bahkan mereka bisa melindungi kita.
Kesimpulannya,
jika kita menemukan remaja yang menyimpang, jangan membenci, menjauhi, dan
mengucilkannya, tetapi kita cari tahu sebabnya dan lakukan pendekatan denganya,
lalu kita perbaiki dia, dan kita luruskan lagi jalannya. Karena remaja adalah
masa depan bangsa. Mari kita perbaiki masa depan bangsa, dan tunjukkan bahwa kita benar – benar cinta
Indonesia.